Tunaikan Hak Jalan
Easystem   06 September 2018   Dibaca 809 kali  

 Dari Abu Sa'id al-Khudri R.A Rasulullah Saw bersabda, "Jangan kalian duduk di jalanan!" Mereka berkata, "Kami tidak bisa tidak duduk di jalanan, karena itu majelis tempat kami bercakap-cakap." Nabi Saw bersabda, "Jika kalian enggan maka berikanlah hak-hak jalan." Mereka bertanya. "Apa hak jalan?" Beliau menjawab, "Menundukkan pandangan, menghilangkan gangguan, menjawab salam, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar." (HR. al-Bukhari: 2465)

 Di antara kewajiban seorang muslim di jalan adalah:

1.MENUNDUKKAN PANDANGAN 

 Perintah menundukkan pandangan ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Barangsiapa yang melepas pandangannya maka hatinya tidak akan pernah tenang, pikirannya akan senantiasa menewarang, kesedihannya akan terbayang dan hubungannya dengan Allah Azza Wajalla akan terhalang. Allah Azza Wajalla berfiman (yang artinya):

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang dimikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya..."(QS. an-Nur: 30-31)

 Jalanan sering dilalui oleh wanita untuk menunaikan keperluannya. Demikian pula orang yang duduk di jalanan terkadang akan melihat kepada jendela atau pintu rumah orang yang terbuka, maka wajib mereka memalingkan pandangannya agar tidak melihat sesuatu yang tidak pantas dilihat dari dalam rumah tersebut. Termasuk kebiasaan yang tidak baik adalah melihat-lihat kepada isi mobil orang, baik itu istri maupun anak-anaknya atau meneliti barang bawaan orang lain tanpa ada maksud membeli atau membantu.

 Berkata 'Ala' Ibnu Ziyad R.A, "Jagalah pandanganmu mengikuti pakaian wanita, karena memandang akan menimbulkan syahwat di dalam hati." (Az-Zuhud Imam Ahmad no. 436)

 Sebagian salaf berkata, "Bisa jadi pandangan itu lebih fasih daripada ucapan." ('Uyunul Akhbar 4/372)

 Berkata Ibnul Jauzi R.A, "Karena sebab inilah (mengumbar pandangan) seseorang bisa berpaling dari istrinya dan lebih memilih ajnabiyyah (wanita asing), padahal istrinya lebih baik. Hal itu karena aib-aib sang ajnabiyyah belum tersingkap baginya kecuali setelah hidup bersama. Tatkala aibnya terbuka, ia pun akan bosan dan akan mencari yang lain lagi dan begitu seterusnya tidak ada ujungnya..." (Dzammul Hawwa'. hal. 426, 427)

2. MENGHILANGKAN GANGGUAN DARI JALAN

 Gangguan mencakup semua gangguan dengan perkataan, perbuatan dan isyarat maupun pandangan. Di antaranya: suara knalpot dan klakson yang sangat membisingkan, berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan ramai, membunyikan musik di jalanan, senam di jalanan, demonstrasi di jalanan, mengadakan pesta di tengah jalan ramai, menggibah orang yang lewat di depannya, tidak memberikan hak pejalan kaki untuk menyeberang, membuang sampah dan benda berbahaya di jalanan, parkir di badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan dan kecelakaan, mendirikan bangunan di pinggir jalan tanpa menyisakan tempat untuk pejalan kaki, membuat galian pipa atau selainnya dan membiarkannya dalam waktu yang lama dan lain sebagainya.

 Dari Abu Hurairah R.A Rasulullah Saw bersabda, "Jauhilah dua yang menimbulkan laknat!" para sahabat bertanya, "Apa dua penyebab laknat tersebut, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Yaitu orang yang membuang kotoran di jalan manusia atau di naungannya." (HR. Muslim: 269)

 Penyebutan dua penyebab laknat ini bukanlah pembatasa. Sebab, apa saja yang membuat orang melaknat, mengumpat dan marah masuk dalam dosa besar ini.

 Di antara gangguan yang di timbulkan oleh wanita di jalanan adalah berpakaian dan berbusana tak senonoh, berpakaian tapi telanjang, berjubah baju kurung namun dengan kain yang tipis dan melekat di setiap lekukan badan., menebar aroma parfum dan bentuk tabarruj yang lainnya yang sangat menggaggu iman dan akhlak para lelaki.

 Nabi Saw menjelaskan sifat seorang muslim dengan sabdanya, "Muslim itu adalah yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya..." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

 Sebaliknya seorang muslim haris menghilangkan gangguan dari jalan, bukan membuat ganguan. Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah Saw bersabda: "Tatkala seorang laki-laki berjalan pada suatu jalan ia mendapati batang pohon berdiri di tengah jalan kemudian ia pinggirkan, maka Allah berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya." (HR. al-Bukhari: 654, Muslim: 1009, Abu Dawud: 5245)

3. MENJAWAB DAN MENGUCAP SALAM KEPADA MUSLIM YANG DIKENAL ATAU TIDAK

 Masalah ini sangat diremehkan oleh banyak orang. Mereka hanya mengucapkan salam kepada orang yang dikenal saja. Siapa yang ia kenal barulah ia mengucapkan salam dan menjawab salamnya, namun apabila ia tidak mengenalnya maka ia tidak terlalu memperhatikannya. Ini adalah kekeliuran dan menyelisihi sunnah. (Kitabul Adab, Syaikh asy-Syalhub hal. 306) 

4. AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR

 Amar ma'ruf nahi mungkar merupakan perkara yang sangat berat di zaman ini karena kebanyakan manusiaa menganggap kemungkaran sebagai suatu yang ma'ruf dan suatu yang ma'ruf dianggap sebagai kemungkaran. Maka orang yang melakukannya dengan hikmah dan benar akan mendapatkan pahala lima puluh para sahabat.

 Dari Abi Bakrah R.A, ia berkata, "Demi Allah tidak ada roh yang lebih aku sukai keluar dari rohku ini, tidak pula roh lalat yang terbang ini." Orang-orang tersentak seraya berkata, "Kenapa bisa begitu?" "Aku takut akan mengalami suatu zaman di mana aku tidak mampu menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar dan tidak ada kebaikan di zaman itu." (Mausu'ah Ibnu Abi Dunya 5/406)

5. MENUNJUKI ORANG YANG TAK TAHU JALAN, ORANG BUTA DAN TERSESAT

Dalam Hadits Abu Hurairah R.A, tatkala Rasulullah Saw ditanya tentang hak jalan, beliau menjawab, "Menunjuki jalan." (HR. Abu Dawud: 4815 dan dihasankan oleh al-Albani)

6. MEMBANTU ORANG YANG BUTUH PERTOLONGAN

 Tidak sedikit orang yang harus berjalan jauh karena ban kendaraannya bocor, habis bensin sedang uang tidak ada, mesinnya macet sementara bengkel jauh, anak istri mendorong motor atau mobil dengan peluh di kening mereka... Maka hati orang beriman akan tergerak untuk membantu mereka atau mencari orang yang bisa menolongya. Seorang mukmin bukan mereka yang membuta dan menulikan telinga dari keadaan sekitar.

 Dari Abu Hurairah R.A dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Setiap persendian wajib bersedekah setiap hari, membantu seseorang untuk menaiki kendaraannya atau mengangkat barangnya ke atas kendaraan termasuk sedekah." (HR. al-Bukhari: 2891), Muslim: 1009

Wallahul Muwaffiq 'ila ahsamil akhlaq

 

Sumber: Majalah al-mawaddah vol 107 tahun ke-10 oleh Ust. Abu Bakr

 
Tags :
6

Bagikan :