Pintu-Pintu kebaikan
Easystem   07 Agustus 2018   Dibaca 1108 kali  

KEUTAMAAN DZIKIR,TERUTAMA UCAPAN ALHAMDULILLAH DAN SUBHANALLAH.

            Hal itu karena kedua kalimat tersebut mengandung penetapan sifat-sifat yang sempurna bagi Allah SWT dan menyucikan Allah SWT dari hal-hal yang tidak pantas berupa aib atau penyerupaan dengan makhluk.Rosullah SAW bersabda :

كلمتان حبيبتان إلى الرحمن،خفيفتان على اللسان،ثقيلتان في الميزان،سبحنان الله وبحمده،سبحنان الله العظيم

"Dua kalimat yang dicintai oleh Ar-Rahmaan (Allah),ringan di lidah,berat di timbangan,(yaitu):Subhanallah Wabihamdihi(Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya),Subhanallahhil'azhiim (Mahasuci Allah yang maha agung)."{HR al-Bukhari (6406) dan Muslim (2694)}

     dan keutamaan-keutamaan dzikir banyak sekali dalam Al-Qur'an dan al-Hadits,bahkan di bukukan secara khusus oleh para ulama/semisal Al-imam an-Nawawi dalam kitabnya al-adzkar,ibnu al qayyim dalam al-wabil ash-Shayyib,ibnu Sunni dalam 'Amalul-Yaum wal-Lailah,dll.

 

BERIMAN DENGAN ADANYA TIMBANGAN PADA HARI KIAMAT.

      Hadits ini merupakan salah satu dalil di antara banyak dalil yang menunjukan tentang adanya mizan pada hari akhirat kelak.

Mizan secara bahasa adalah alat untuk menimbang sesuatu.adapun secara Syar'i,mizan adalah timbangan yang hakiki(sebenarnya,memiliki dua neraca untuk menimbang kejelekan dan kebaikan.

Aqidah ini merupakan salah satu prinsip dasar aqidah Ahlussunnah-wal-jama'ah sebagai bentuk keadilan Allah SWT terhadap Hamba-Nya.Hal ini berlandaskan al-Qur'an,hadits mutawatir,dan ijma' (kesepakatan)ulama.

a. Dalil al-Qur'an

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

"kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat,maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun.Dan jika (amalan itu)hanya seberat biji sawi pun pasti kami mendatangkan (pahala)nya.dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.{QS al-anbiyaa'(21):47}

b. Dalil Hadits

     Hadits-hadits tentang timbangan mencapai derajat mutawatir menurut timbangan ahli hadits.

c. Ijma'

    Ibnu Baththah berkata : "para ahli ilmu tentang hadits,para ulama,ahli zuhud,dan ahli ibadah di semua negeri telah bersepakat bahwa beriman dengannya adalah wajib dan keharusan."

As-Saffarini berkata : "para pembesar ulama ahlussunnah dari umat ini telah bersepakat untuk mengimani timbangan.Dan timbangan adalah haq(benar)adanya karena berdasarkan dalil dan tidak mustahil menurut akal."

Dan Hadits ini juga merupakan dalil para ulama yang mengatakan bahwa yang ditimbang adalah amal perbuatan.masalah ini (sesuatu yang ditimbang)diperselisihkan oleh para ulama menjadi tiga pendapat :

(1) Kartu amal hamba.pendapat ini banyak di kuatkan oleh mayoritas ulama,seperti Ibnu 'Abdil-Barr, al-Qurthubi,Mar'i ibn Yusuf,as-Saffarini,dan sebagainya.

(2) Amal Hamba

(3) Hamba itu sendiri,sesuai dengan kadar iman mereka bukan dengan kadar iman mereka bukan dengan kadar berat badan.

Al-Hafizh Ibnu katsir berusaha untuk menggabung pendapat-pendapat di atas,kata beliau:"mungkin hadits-hadits ini bisa digabung bahwa semua itu adalah benar,jadi kadang-kadang yang ditimbang adalah amal,kadang adalah kartu amal,dan kadang juga adalah pelaku amal.Wallahua'lam."

Syaikh Hafizh al-hakami juga berkata : "pendapat yang tampak dari hadits-hadits tentang masalah ini-Wallahua'lam bahwa pelakunya,amal perbuatannya,dan kartunya,semua itu ditimbang,karena hadits-hadits yang berfungsi sebagai penjelas al-Qur'an telah datang menjelaskan dengan semua itu dan tidak ada kontradiksi antaranya".

 

 

 

Sumber  : (majalah Al-furqon edisi 2 tahun ke-17 184)

 
Tags :
11

Bagikan :