Sampai Kapan Kelalaian Ini Berakhir?
Easystem   20 September 2018   Dibaca 1307 kali  

         Wahai saudaraku! Ketahuilah bahwasanya lalai adalah penyakit yang sangat berbahaya. jika ia menimpa seseorang dan menguasainya, maka ia akan membuatnya  berpaling dari ketaatan dan dari beribadah kepada Allah. Ia akan sibuk dengan senda gurau dan permainan yang akan membuat jurang pemisah antara dia dengan Rabb-nya. Jika pun dia beramal shalih maka dalam bentuk yang kosong dari kekhusyukan, ketundukan, ketenangan, dan dan keikhlasan.

        Wahai orang - orang yang lainn! Bangunlah dan persiapkanlah apa yang akan terjadi pada hari kelak, hari dikumpulkannya seluruh manusia di padang mahsyar untuk menghadap Allah, Dzat pemilik langit dan bumi bayangkanlah kejadian yang berat tersebut, niscaya hal itu akan mendorongmu untuk bersungguh-sungguh dengan perkara yang dapat mendekatkanmu kepada Allah. Jangan kau terlena dengan kesenangan - Kesenangan yang menipu karena perkara itu akan datang dengan tiba - tiba, sedang engkau dalam kelalaian hingga berlalulah waktu beramal, sedang engkau menuai penyesalan dan kerugian. Firman Allah (artinya):

       Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling ( dari padanya). (QS. An-Nahl:1)

Dan juga firman-Nya (artinya):

      ....Supaya jangan ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam ( menunaikan kewajiban ) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang - orang yang memperolok - olokkan ( agama Allah )." (QS. Az-Zumar:50)

Dua ayat di atas merupakan cambuk bagi setiap orang yang lalai untuk bangun dari kelalaiannya. Dan pada kesempatan kali ini juga akan kami tuliskan beberapa peringatan dan nasihat buat kami dan kaum muslimin seluruhnya tentang perkara yang tercela ini agar kita dapat menjaga diri dan menjauhinya. Selamat membaca.

Makna Lalai

      Berkata Imam al-Asfahan, Lalai, yaitu lupa yang menimpa manusia di akibatkan karena kurang penjagaan dan perhatian. "

Celaan Allah dan Rasul-Nya Pada Sifat Lalai

      Sifat lalai atau lengah merupakan sifat yang dicela oleh Allah dan Rasul-Nya, bahkan semua  pun tidak menyukainya karena memang pada sifat tersebut banyak sekali keburukannya. Karena itu, banyak sekali kita jumpai dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah yang menunjukkan tercelanya sifat tersebut:

Dalil Dari Al-Qur'an

Allah berfirman:

                       Janganlah kamu termasuk orang - orang yang lalai. (QS. Al- A'raf:205)

Dan firman-Nya:

                        Mereka hanya mengetahui yang tampak (saja) dari kehidupan dunia sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.(QS. Ar-Rum:7)

Dan masih banyak lagi ayat - ayat dalam Al-Qur'an yang mencela sifat lalai tersebut. (lihat QS. Al- Anbiya:1, Qaf:22, Yusuf:3, Yasin:6, Al-Kahfi:28, dan lain - lain)

Dalil dari Hadits Nabi

Rasulullah bersabda, " Dan ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main-main. Dan beberapa hadits lainnya.

Akibat Buruk dari Sebuah Kelalaian

    Ketahuilah wahai saudraku ! Bahwa setiap perkara yang dilarang dan dicela oleh agama pasti dalam perkara tersebut tersimpan keburukan yang membahayakan. Lalai mempunyai dampak buruk bagi kehidupan manusia. Di antara dampak buruk tersebut adalah:

1.Termasuk perkara yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. (QS.Al-A'raf:205)

2. Mendapat celaan dari Allah dan Rasul-Nya.(QS.Al-Anbiya:1,Ar-Rum:7)

3. Diancam dengan api neraka. (QS.Al-Araf:179)

4. Menuai penyesalan kelak pada hari Kiamat. (QS.Az-Zumar:56)

5. Termasuk orang yang melampaui batas. (QS.Kahfi:28)

Muara Penyakit Ini adalah "Fitnah Dunia"

     Sumber utama yang membuat manusia lalai dari Allah dan kehidupan akhirat adalah berlebih-lebihan dalam masalah dunia. Berlebihan - lebihan dan rakus terhadap dunia baik yang berkenaan dengan harta benda, pangkat dan jabatan, popularitas, wanita, hiburan - hiburan yang diharamkan dan perkara hina lainnya dari kehidupan dunia adalah muara dari kelalaian Allah berfirman:

    Bermegah - megahan telah melalaikan kamu. (QS. At-Takatsur:1)

Al-Imam asy-Syaukani berkata, "Dalam ayat ini (QS.At-Takatsur:1) terdapat dalil yang mejelaskan bahwasanya kesibukan, memperbanyak, dan berbangga-banggaan dalam perkara dunia termasuk hal yang tercela."

    Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya pada setiap umat terdapat fitnah dan fitnah umatku adalah harta, "Beliau juga bersabda, "Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan pada kalian tapi aku takut kalau dunia dibentangkan pada kalian sebagaimana telah dibentangkan pada orang - orang sebelum kalian, maka kalian akan saling berlomba - lomba. Kalian pun dibinasakan sebagaimana mereka telah dibinasakan."

    Hasan al- Bashri berkata, "Sejelek-jelek tempat bagi orang kafir dan munafik adalah dunia di mana mereka bersenang - senang pada malam hari sedang ia hanya mempunyai bekal menuju neraka. "Beliau juga pernah mengatakan, "Demi Allah! Sungguh Bani Israil telah menyembah patung yang sebelumnya mereka beribadah kepada Ar-Rahman (Allah) karena kecintaan mereka dengan dunia. "

   Yahya bin Mu'adz berkata, "Dunia adalah khamar - nya setan, barang siapa yang mabuk maka ia tidak akan sadar hingga sakaratul maut dalam keadaan menyesal bersama orang - orang yang rugi."

Kiat - Kiat Selamat dari Kelalaian

  Setiap penyakit pasti ada obatnya baik penyakit fisik (badan) atau penyakit batin (hati). Kelalaian adalah salah satu penyakit hati yang berbahaya yang hendaknya di hindari dan  diobat karena malapetaka yang ia timbulkan amatlah besar. Di anatara kiat - kiat agar kita terhindar dan lepas dari sifat lalai adalah:

Berdo'a kepada Allah

Pebanyaklah do'a kepada Allah agar terhindar dari sifat lalai, karena hanya Allah satu-satunya Dzat yang dapat mengambulkan do'a. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah maha malu lagi mulia, Ia malu, Ia malu pada hamba-Nya yang telah mengangkat kedua tanggannya lalu dikembalikan dalam keadaan hampanya. "

Memanfaatkan waktu untuk beramal shalih

Sibukkanlah diri Anda dengan menambah imam dan amal shalih, semisal: membaca Al-Qur'an, berdzikir, shalat lainnya yang disyariatkan.

Rasulullah bersabda, "Dua nikmat yang manusia banyak tertipu:nikmat sehat dan waktu luang. ("HR.Bukhari:6412)

Abdullah bin Umar berkata, "Jika kamu di waktu sore jangan tunda sampai subuh dan jika di waktu subuh jangan tunda sampai sore. Gunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan gunakan masa hidupmu sebelum datang kematianmu. (HR. Bukhhari:6416)

 

Berkata Muhamad bin Abdula Baqi cucu dari Sahabat ka'ab bin Malik "Aku tidak pernah menyia-yiakan sedikit pun dari waktuku pada permainan dan senda gurau. "

Introspeksi diri (mushasabah)

Termasuk kebaikan seorang muslim adalah dengan menyibukkan diri dengan aib dan kekurangan dirinya sendiri, bukan sebaliknya dengan mencari-cari kesalahan orang lain. Umar bin Khaththab  berkata, "Hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihisab. "

Merenungi ayat - ayat Allah baik yang kauniyyah ( alam semesta ) ataupun yang syar'iyyah ( Al - Quran dan Sunnah )

Syaikh Abdurrahman as-Sa'di berkata, "Semakin sering seseorang menghayati Al - Qur'an maka ilmu, amal, dan bashirah -Nya (pengetahuannya) akan bertambah pula. (Tafsir Surah an -Nisa:82)

Mengingat kematian dan hari pembalasan

Rasulullah bersabda, "Perbanyaklah kalian mengingat pemutus segala kelezatan."Yaitu kematian. Dikisahkan bahwasanya Hasan al-Bashri pernah menghadiri proses pemakaman jenajah dan ia melihat seorang kakek tua maka ia berkata pada kakek tersebut, "Wahai Syaikh (orang yang sudah tua) Saya ingin bertanya kepadamu. Bukankah kamu mengira bahwasanya mayit ini ingin dikembalikan ke alam dunia agar bisa beramal dan bertaubat?" Maka orang tua tadi menjawab, "ya" Maka Hasan al-Basri berkata, "Lantas mengapa kita tidak seperti dia (untuk beramal dan bertaubat sebelum meninggal dunia). Imam Qurthubi berkata, "Cukuplah kematian sebagai luka bagi hati, membuat air mata menangis, pemecah persatu, penghancur kelezatan, dan pemutus amanah.

 

Bagikan :